Sudah berbagai karya yang sudah kutulis,
dan hampir semua berahir di tempat sampah. Dari mulai karya yang berjudul Batasan
Menghambat Kita Berkembang, Bungaku yang Terlupakan, dan beberapa
cerpen lainya, semuanya berahir ditempat sampah tanpa ada sisa. Aku pernah
mencoba berkonsultasi untuk kesempurnaan karyaku, akan tetapi bukan
kesempurnaan yang aku dapatkan. Melainkan keragu-raguan untuk memulai karena
rasa takud yang timbul karna khawatir apabila nanti karyaku gagal. Pada
akhirnya aku hanya memperoleh keraguan akan apa yang aku lakukan.
Berdasarkan pengalaman tersebut akupun
sadar, “Sebuah karya tidak ada yang sempurna”. Semua karya baik tertulis maupun
tidak, pasti memiliki kekurangan. Dan ketika seseorang bilang ,”Karyaku
sempurna”, itu bukan lah kesempurnaan dari karya, akan tetapi kepuasan pembuat
karya tersebut. Oleh sebab itulah aku mulai mencoba membuat karya dan selalu
berusaha berkembang. aku mencoba untuk menulis karya tidak peduli itu sempurna
atau tidak. Ketika orang bilang karyaku memiliki kekurangan, bukan refisi yang
aku lakukan, akan tetapi membuat karya lagi. Karna pada dasarnya sebuah karya
seni bukanlah sebuah makalah yang setiap saat perlu direfisi. Karna menurut
saya pribadi, sebuah karya seni adalah hasil cipta yang berasal dari diri
sendiri, dan biasanya melambangkan apa yang kita fikirkan pada saat itu. Karna
itulah merubah sebuah karya seni, adalah hal yang tidak perlu dilakukan. Yang
harus dilakukan ketika kita membuat kesalahan pada saat membuat karya adalah
dengan membuat karya selanjutnya yang membahas tentang kesalahan-kesalahan yang
ada pada karya tersebut.
Semua orang memiliki kemampuan untuk
menciptakan karya seni, akan tetapi cuman beberapa orang saja yang memiliki
keberanian untuk mau mengeluarkan bakat mereka untuk menciptakan karya seni. Dan
perlu diingat, dari orang-orang yang mau menciptakan karya seni, hanya sebagian
kecil yang telah berfikir untuk menjadi pencetus atau pembuat jalan sendiri.
Kita semua masih mengikuti jalan yang sudah dibuat oleh orang-orang yang
mendahului kita. Kita masih menjadi pengikut, dan kita semua masih belum bisa
membuat jalan untuk kita sendiri. Jadi yang menjadi pertanyaan kita semua,
“Kapan kita bisa membuat jalan untuk menarik orang mengikuti jalan kita? dan
kapan kita mulai untuk membuat jalan kita sendiri? dan kapan kita mulai membuat
karya?”.
Jawaban yang tepat dari pertanyaan
diatas, bukan besok atau lusa, akan tetapi sekarang.
Sekaranglah saatnya kita untuk mulai membuat karya, saatnya kita berfikir
kedepan. Karna pada dasarnya seorang pemain akan lebih dihargai dari pada
penonton. Bagi yang sudah terlalu sering menjadi penonton, apakah kalian puas
jika hanya menjadi penonton?
Jika
kalian sudah bosan bergegaslah untuk menciptakan karya seni seni.
No comments:
Post a Comment
Komentar Yang Sopan dan membangun akan berguna untuk membuat blog ini lebih baik lagi..