Bagi masyarakat umum mungkin tertanam berbagai presepsi
negatif tentang sesuatu yang namanya anime. Masyarakat pada umumnya menilai
anime adalah tontonan untuk anak-anak saja dan tidak pantas bagi orang dewasa
untuk menonton sesuatu yang hanya diperuntukan untuk anak anak.
Sebenarnya anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah, hal ini
karena memang banyak anime yang memiliki bobot ringan, penuh adegan, karakter
lucu dan ditambahi dengan warna warni yang sangat menarik. Hal tersebut sangat
khas dengan apa yang disukai anak-anak berusia 6-9 tahun. Hanya saja tidak
sepenuhnya anime seperti itu.
Agar teman teman mudah memahami hal tersebut, mari kita
lihat beberapa contoh anime yang dikelompokan berdasarkan penikmatnya.
Anime seperti P-Man, Ninja Hatori, Bakabon dan Doraemon adalah
anime dengan tema cerita ringan, simpel, lucu dan sangat mudah dipahami. Anime dengan
tema tersebut diperuntukan untuk anak-anak.
Kemudian selanjudnya kita lihat anime dengan judul seperti
One Piece, Naruto, Bleach, Dragonball dan juga Fairy Tail. Anime tersebut penuh
dengan adegan kekerasan akan tetapi masih bisa dikatakan wajar. Anime jenis
tersebut diperuntukan untuk usia remaja dimana mereka sudah mulai berfikir
kritis.
Lalu bagaimana dengan anime dengan judul Death Note,
Ditective Conan, Code Geas, Blood+, Evangelion dan Another? Anime tersebut
memiliki beberapa scane Gore, Violent, pembunuhan, dan jalan ceritanya yang
lumayan rumit, hingga terkadang ada beberapa adegan vulgar. Jelas sekali kan? Kalau
anime-anime tersebut dikategorikan dalam anime dewasa.
“Nah mungkin ini yang selalu diabaikan oleh banyak orang!!”
dari penjelasan diatas teman-teman sedikit bisa memahami kan?? OK Lanjud ..!!!
Kebanyakan masyarakat indonesia kurang paham genre dari
anime-anime yang ada sehingga mereka memukul rata semua anime dan mereka memiliki presepsi
“Anime
itu tontonan anak-anak yang tidak mendidik dan dipenuhi adegan vulgar”
benar atau tidak?? Bayangkan kalau anda yang pencinta anime dan mendengar kata-kata itu.. Ouch..!! Sakitnya tu disini..!!!
Di Jepang sendiri, anime dikelompokan berdasarkan ratingnya.
Sehingga penayangan untuk beberapa anime berbeda tergantung pada penikmatnya.
Dibandingkan dengan di indonesia, rating biasanya diabaikan
oleh Indonesia. Di indonesia, semua anime dipukul rata dan dianggap untuk
anak-anak saja. Hal ini dapat dilihat dari jam tayang dan jenis iklan yang ada
pada anime. Anime anime remaja dan dewasa ditayangkan pada jam jam dimana anak
aktif dirumah yaitu minggu dan sore hari. Selanjudnya sudah bisa dibayangkan
kan?
“Bayangkan reaksi orang tua ketika melihat anaknya melihat
adegan Vulgar anime yang luput dari sensor. Hal inilah yang membuat presepsi
orang tua dan kebanyakan masyarakat memberikan presepsi negatif terhadap anime”.
Mereka akan menilai kalau anime itu “Penuh Unsur Kekerasan, merusak Moral,
Porno, nggak mendidik dan aaahhhh.. sudah lah….
Padahal pada kenyataanya, banyak tayangan indonesia yang
tidak mendidik juga kan? Seperti film percintaan remaja dan film horor. Percintaan
remaja penuh dengan rebutan cowok, saling
tikung(Selingkuh) dan film horor yang benar-benar horor karena adegan
vulgarnya.
yah aku gak bisa 100% mengatakan kalau sinetron itu buruk. Untuk
mengetahui kenapa sinetron tidak 100% buruk, kalian bisa search di google.com
soalnya aku gak paham..hahah.. OK.. Lanjudd..!!
ketika kita bertanya, Lalu solusinya gimana? Simpel aja
sebenarnya… pokok permasalahanya ada di KPI. Simpel kan? Dengan penilaian &
pengkajian mendalam mengenai judul anime yang hendak tayang, akan memberikan
pemahaman & juga memberikan persepsi baru bagi masyarakat awam, bahwa anime
tidak seutuhnya untuk anak-anak, dan anime tidak selalu memberikan pengaruh
negatif.
Selain itu, mohon hal ini diperhatikan dengan baik.
“HAMPIR SEMUA ANIME YANG SAYA TONTON, TERDAPAT PESAN
MORALNYA”
Dan anime selalu memberikan suatu hal klasik yang ada dalam
anime. Yaitu:
1.
Anime mengajarkan kita untuk selalu
berimajinasi.
Imajinasi itu penting! Bahkan, Einstein sendiri berkata bahwa imajinasi jauh lebih penting dibandingkan ilmu pengetahuan.
Imajinasi itu penting! Bahkan, Einstein sendiri berkata bahwa imajinasi jauh lebih penting dibandingkan ilmu pengetahuan.
2.
Anime
mengajarkan kita bahwa kebaikan akan selalu menang. Klasik, memang. Tapi tunggu
dulu... bukankah hal ini patut untuk ditanamkan dalampikiran anak-anak sejak
usia dini?
3.
Anime mengajarkan berbagai hal penting seperti
nilai persahabatan, pengorbanan, kebenaran, hingga perjuangan (terutama dalam
meraih cita-cita).
Dari beberapa hal diatas, maka dapa disimpulkan:
“Tidak semua anime layak untuk ditonton anak-anak karena
beberapa dikhususkan untuk remaja dan dewasa”
Dan tambahan terahir, tidak bisa dipungkiri kalau anime ada
juga yang memiliki genre seperti Echi dan Hentai. Akan tetapi itu sama aja kan
dengan film porno buatan indonesia atau buatan negara lain kan?
Buat orang yang gak paham tentang anime, kalian gak mau kan
kalau anda yang suka sinetron atau film muvie buatan amerika, korea, atau
negara yang lain kesukaan kalian dikatakan porno? Maka dari itu..!! kami juga
gak mau kalian meyebut kamu yang menonoton porno disebut menonton hentai..!!
Jadi INGAT YA BROW..!!!
Semua Film Baik Real, 2D, 3D memiliki penggemar masing-masing... Jadi kita harus saling menghormati sesama pencinta Film dari semua